Biru.. Tragis

Posted: Senin, 15 November 2010 by Pelajar Bodoh in Label:
0

Aku Membiru
Oleh: Restu Gusti Uji Panuntun,  X.2

                Didedikasikan untuk saudaraku yang telah berputus asa…
Karena hidupnya hanya menyisakan sia belaka,, tanpa guna..

Satu
Apakah ini seperti  lembar-lembar penghabisan ?
Ya,
Yang pada lembar terakhirnya ,
tak sempat ku baca dari sejarah pulau itu.
Dimana ?
Dan kenapa kau bertanya ?

Terlampau ini seperti jalan panjang ku,
entah aku menuntun tubuh ini menapaki titik dan titik tangisan langit yang merubuhkan emosi.
Pada jalan ini ku taruh nyawa di hidupku..
Sungguh ini bukanlah debu yang menghilangkan jejak ini..
Tapi arah yang mempermainkan jalan panjang ini.

Tiga kali dua puluh empat jam..
aku bertumpuk pada lembaran-lembaran penuh makna tak berima itu,
Seakan gelap dapatiku hanya sebagai pecundang malam
menaruh separuh dunia ku hanya kepadanya
tak bernyawa..

***
Siang menantang..
tubuh menjerit.. peri terbakar embun merah terkantuk menyibak peluh diri
Aku, yang cederai emosi

Empat belas rabu, aku masih menunggu..
Mengharap aku keluar sebagai  aku
Dan takan sampai habis esok ,
ku kan ukir nisan mu dengan pecahan mata mu ,

bergumam tangan ini masih parau menantang,
desir nafas sengal itu menghitam dalam kelabu ..
Calon jasad mu,

Lumrah sudah ku tulis romansa..
Namun tak habis pula mereka cuma jadi luka jelaga..
Cinta..
Melayukah semua telinga ?

Jiwa ini meronta..
Panas buat ku semakin mengganas.. padam
coba memejamkan mata..
Dan coba ku tutup rapat kedua telinga …
Tidak !
Jiwa ini membiru, aku jatuh kaku,
Menang, emosi tanpa alibi
Menang, terbang melayang entah ke mana..

aku tergulai.. biru ,
Perih ku ternganga.. namun tak pernah terhenti ia bertanya..
Bertanya tentang siapa aku, kamu.. dan kamu..
Kamu ? kamu adalah pertanyaan laten dalam lukisan hidupku..
Namun parau.. teringin ku coba buka kedua mata..
Dan terhantui ku dalam bisikan-bisikan entah di mana

Fajar pertama…
3 Januari 1998
Aku terjerembab kaku
Dan terpuruk nyawaku dibawah lembayung palsu
Kesemuan hidup dan jiwaku menyatu
Oleh haru…

Aku membiru, tragis..
Tragis..
Tragis..

Panuntun, Restu Gusti Uji. 2009. Balada Reformasi “SUE”, 2008. Cilegon

0 komentar: